Jadilah Pemimpin Yang Pembelajar
www.dreamteam.co.id –Β Salah satu kriteria yang diharapkan ada di dalam diri seorang pemimpin guna menghadapi segala dinamika dan tantangan dalam perusahaan adalah mental pembelajar.
Kualitas ini sangat diperlukan sebab memengaruhi cara pandang serta sikapnya terhadap perubahan. Karena hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Menjadi pemimpin yang adaptif, pro, atau bahkan menjadi penggagas perubahan merupakan suatu nilai lebih dari seorang pemimpin sejati.
Mental pembelajar ini merupakan bagian dari karakteristik dan ciri pemimpin yang matang dan dewasa. Dan, ini tidak muncul dalam sekejap, tetapi merupakan suatu sikap yang harus ditempa terus-menerus sejalan dengan usahanya meraih kursi kepemimpinan.
Sebelum menjadi pemimpin, Anda pasti berusaha keras dan terus belajar meningkatkan kompetensi diri. Ketika Anda berhasil meraihnya, mental serta semangat belajar yang Anda miliki tersebut sebaiknya tidak hilang begitu saja. Sebab sejatinya, belajar merupakan proses seumur hidup yang tidak berkesudahan.
Pemimpin yang berorientasi pada tujuan untuk menjadi “long life learner” (pembelajar seumur hidup) daripada “long life leader” (pemimpin seumur hidup) tidak menganggap prestasinya sebagai seorang pemimpin sebagai tujuan akhir, tetapi sebagai suatu kesempatan dan sumber pembelajaran baru baginya.
Ciri-ciri yang menonjol dari seorang pemimpin pembelajar adalah keterbukaannya terhadap perubahan, siap menerima kritik/saran dari siapa saja, seorang pendengar yang baik, selalu haus akan ilmu pengetahuan dan informasi, selalu berupaya meningkatkan kemampuan dirinya, fleksibel, dan dinamis.
Adakah ciri-ciri tersebut pada diri Anda?
Jika belum, masih ada cara lain untuk menumbuhkan mental pembelajar, yang sebenarnya ada dalam setiap individu.
1. Jadikan semua hal sebagai sumber pembelajaran.
Ilmu dapat datang dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Bahkan, jika kebenaran itu berasal dari seorang yang Anda tidak perhitungkan, hal tersebut tetaplah berharga. Perkaya terus pengetahuan Anda lewat buku, majalah, jurnal penelitian atau tulisan di blog, mengikuti seminar dan pelatihan-pelatihan, serta belajarlah dari pengalaman hidup, baik milik Anda sendiri maupun orang lain.
2. Bergaullah dengan para intelektual.
Tidak hanya dengan orang-orang yang memang jenius atau ahli di bidangnya, tetapi juga mereka yang memiliki semangat belajar sama seperti Anda. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan ilmu yang diperlukan sekaligus tertular oleh hasrat mereka yang besar dalam menimba ilmu.
3. Start thinking on your own (Mulailah berpikir sendiri).
Berbagai teori dan fakta dari para ahli telah Anda baca dan pahami dengan baik. Sekarang, saatnya membuat semua itu dengan bahasa Anda sendiri. Materi tersebut hanyalah inspirasi dan pegangan bagi Anda untuk menghasilkan ide baru yang memang hasil dari pemikiran Anda sendiri. Jangan memanjakan otak Anda dengan hanya menerima ide-ide orang lain tanpa repot-repot berpikir.
4. Aplikasikan ilmu yang Anda dapatkan.
Suatu teori tidak akan terbukti efektif jika tidak diaplikasikan. Misalnya, Anda belajar tentang cara menjadi pemimpin yang mengayomi, tetapi kenyataannya Anda bersikap acuh terhadap kepentingan karyawan. Maka, sungguh mubazir ilmu yang Anda pelajari tersebut. Fasih dalam teori bukan berarti Anda bagus dalam praktik. Oleh karena itu, terapkan ilmu yang Anda dapatkan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Ajarkan ilmu Anda pada orang lain.
Ilmu akan semakin bermanfaat jika terus diajarkan kepada orang lain. Selain pemahaman Anda akan semakin bertambah mantap, Anda juga bisa memperkaya jiwa orang lain. Sebuah lingkaran kebaikan yang baik dan positif. Anda bisa mulai dengan membahasnya sedikit dalam rapat atau jika sudah merasa siap, Anda bisa mengadakan pelatihan intern, dengan Anda sebagai mentornya.
Seorang pemimpin pembelajar haruslah memiliki kesadaran diri (self-awareness) bahwa ia masih perlu meningkatkan kapasitasnya, kemudian ia menyadari (self-acceptance) bahwa dirinya tidak terlepas dari kesalahan dan masih harus banyak belajar. Kejujuran untuk mengakui kelemahan diri dan mau menerima pelajaran dari orang lain sangat penting untuk menumbuhkan mental pembelajaran dalam diri seorang pemimpin.
Semoga kita menjadi pemimpin yg Amanah ππ
Boy Suwanto. SE
Luar biasa keren…terus belajar,terus menggali dan mengembangkan diri,terus menginspirasi P.Boy …biar kita terus belajar πππ
Siap..terus belajar dan menjadi long life learnerπππ
Juice….jadilah pemimpin yang tidak pernah puas dengan apa yang kita dapat atau apa yang kita capai,tapi bukan berarti kita tidak bersyukur…intinya kita jadi seorang pemimpin harus terus dobrak batasan batasan diri kita..berarti kita sebagai manusia dituntut untuk terus belajar dan belajar…πͺπͺ
#terus miliki mental pembelajar
Banyak pemimpin didunia ini,tapi pemimpin yang kuat dan pembelajar hanya segelintir… Terus lah belajar karna belajar itu tidak ada batasnya… Ambil pembelajaran dari setiap kejadian,karna itu yang akan membuat kita kuat… Kerennn setiap hari dapat pembelajaran di bisnis iniπͺ
Pemimpin harus terus belajar baik dari kehidupan maupun di bidang bisnisnya.. karna kapasitas pemimpin harus terus bertambah sampai batas ambang nya misal saat kita ingin belajar membaca kalo kita tidak belajar kita tdk tahu bacaan atau tulisan tersebut begitupun dgn menjadi pemimpin kita harus tahu dlu peran dan tanggung jawab seorang pemimpin biar kita terus menggali diri kita tentang leadership nya
Pemimpin harus memiliki kesadaran terhadap apa yang terjadi yang bisa di jadikan pembelajaran dan afirmasikan dan slalu every time belajar…seperti yang di katakan di awal blog “long life learner….
Juice be
Qt sebagai seorang pemimpin harus memiliki kesadaran untuk terus belajar dan haus akan ilmu pengetahuan untuk terus mengembangkan kapasitas leadership dan terus menjadi solusionmaker.
Juice be,teruss belajar mengasah wawasan slalu haus akan ilmu dari data atau informasi sampe ke tahap practice dan sampe ke tahap apply atau sudah automaticly.karena wawasan akan mempengaruhi attitude dan leadership,terus pertajam wawasan gali potensi diri.
“belajarlah dari buaian sampe liang lahat”